Kesesuaian Desain Gillnet Dasar Nelayan Jawa Timur Dengan Standar Nasional Indonesia

Eko Sulkhani Yulianto(1*), Muhammad Arif Rahman(2), Sunardi Sunardi(3), Ali Muntaha(4), Gatut Bintoro(5), Tri Djoko Lelono(6),


(1) Universitas Brawijaya
(2) Universitas Brawijaya
(3) Universitas Brawijaya
(4) Universitas Brawijaya
(5) Universitas Brawijaya
(6) Universitas Brawijaya
(*) Corresponding Author

Abstract


Kegiatan penangkapan ikan merupakan kegiatan yang sangat dinamis. Perubahan lingkungan baik yang berasal dari dalam maupun luar yang mempengaruhi keberadaan sumberdaya ikan, akan direspon nelayan dengan melakukan perubahan operasi penangkapan ikan guna mendapatkan hasil tangkapan yang optimal (Wiyono, 2006). Kegiatan perikanan di Indonesia merupakan kegiatan perikanan yang multispecies dan multigear. Di Indonesia, penangkapan target spesies tertentu dengan berbagai macam alat tangkap, dan juga sebaliknya satu jenis alat tangkap tertentu menangkap berbagai target tangkapan. Hal tersebut juga terjadi pada nelayan-nelayan Pantura Jawa Timur, sebagai contoh bottom gillnet. Bottom gillnet banyak digunakan nelayan-nalayan Pantura Jatim khusus untuk menangkap rajungan seperti yang dilakukan nelayan Paciran, Lamongan dan sebagian lagi khusus menangkap ikan demersal ekonomis penting seperti ikan gulamah, seperti yang dilakukan nelayan Tuban. Berbagai hal dilakukan oleh nelayan tersebut, merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal. Pola adaptasi yang dilakukan nelayan gillnet bermacam-macam misal dengan cara perubahan lama operasi penangkapan ikan, perubahan daerah penangkapan ikan, penambahan piece jaring atau pengurangan piece jaring. Perubahan lama operasi penangkapan ikan ditentukan oleh kemampuan kapal dalam beroperasi. Hal ini selaras juga dengan statement Nomura (1977), yang mengatakan bahwa jika jaring tertentu ditempatkan dalam air dengan kecepatan air yang tetap, maka tahanan jaring akibat arus air adalah sebanding dengan luas jaring. Jika luas jaring ditingkatkan sebanyak n kali, maka tahanan jaring juga akan meningkat sebesar n kali (Nomura, 1977). Selama ini berbagai bentuk adaptasi apakah ada perbedaan baik secara desain maupun teknis antara gillnet khusus penangkap ikan dan gillnet penangkap rajungan serta kesesuaiannya dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) khususnya di Pantura Jawa Timur belum dilakukan. Metode yang digunakan penelitian dalam penelitian ini adalah dengan analisis dekriptif dari hasil pengukuran kondisi alat tangkap di lapang yang kemudian dibandingkan dengan SNI yang ada. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa wilayah yang tidak sesuai dengan SNI yang ada, namun berdasarkan dengan kkebiasaan yang dilakukan oleh nelayan

Keywords


gillnet; SNI; Jawa Timur

Full Text:

PDF

References


Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri. 97 hal

Badruddin dan Wudiyanto. 2004. Makalah pada Workshop Rencana Pengelolaan Ikan Layur. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek. Jawa Timur.

Barus, H.R. Badrudin. dan N. Naamin. 1991. Potensi Sumberdaya Perikanan Laut dan Strategi Pemanfaatannya bagi Pengembangan Perikanan yang Berkelanjutan. Prosiding Forum II Perikanan Sukabumi, 18-21 Juni 1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Council of Educational Research. 2006. Fishing Craftand Gear Technology Teacher Sourcebook. Departemen of Educational, Government of Kerala India.

Fridman AL. 1988. Perhitungan dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan. (terjemahan). Semarang: Balai Pengembangan Penangkapan Ikan.

Hamley JM. 1975. Review of Gillnet Selectivity. Journal of the Fisheries Resource, Board of Canada. 32: 1943-1969.

Klust G. 1987. Bahan Jaring Untuk Alat Penangkapan Ikan. Edisi Kedua. (terjemahan). Semarang: Balai Pengembangan Penangkapan Ikan. 188 hlm

Martasuganda S, Matsuoka T, dan Kawmura G. 2000. Effect of Hang-in Ratio on Size-Selektivity of Gillnet. Jurnal Nippon Suisan Gakkaishi. 3:439-445

Martasuganda S. 2008. Jaring Insang (Gillnet). Edisi Revisi. Bogor: Departemen Pemanfaatan Siumberdaya Perikanan. IPB. 144 hlm.

Nomura M, and Yamasaki T. 1977. Fishing Techniques (I). Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 160 p.

Nomura M. 1981. Fishing Techniques (2). Tokyo: Japan International Cooperation Agency. P 119-120.

Nomura M. 1985. Fishing Techniques (3). Tokyp: Japan International Cooperation Agency. P 63-70.

Puspito G. 2002. Bahan Alat Penangkapan Ikan. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Hlm 1-33.

Puspito G. 2009. Gaya-gaya Eksternal pada Alat Penangkapan Ikan. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Hlm 1-30.

Sadhori N. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Bandung: Penerbit Angkasa. Hal 168.

Sainsburry JC. 1971. Commercial Fishing Methods an Introduction to Vessel and Gear. England: Farnhan Surrey Fishing News (Books) Ltd.

Von Brant A. 1984. Catching Methods of the World. Rome: FAO Fishing News Books. hlm 2019-218.

Wahyudi DP. 2010. Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca pada Perikanan Payang di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 4 – 20.

Wiyono ES. 2006. Kendala dan Strategi Operasi Penangkapan Ikan Alat Tangkap Bubu di Muara Angke, Jakarta. Buletin PSP. Bogor: Departemen

Wiyono ES. 2008. Strategi Adaptasi Nelayan Cirebon, Jawa Barat. Buletin PSP. 17(3): 356 – 361.


Article Metrics

Abstract view : 830 times
PDF - 727 times

DOI: http://dx.doi.org/10.31258/jpk.24.2.84-90

Copyright (c) 2020 Jurnal Perikanan Dan kelautan




Gedung Marine Center Lt 2. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

 Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.